Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Bevaola Kusumasari, mengingatkan masyarakat untuk selalu mewaspadai konten negatif seperti hoaks tentang informasi kesehatan di ruang digital.
Hal itu disampaikan Bevaola dalam webinar dengan tema “Waspada Hoaks Info Kesehatan di Ruang Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi di Makassar, Sulawesi Selatan, dilansir dari Antara, Senin (12/09/2022).
Bevaola pun mengajak masyarakat menggunakan internet untuk hal-hal positif, berbuat kebaikan, dan mengukir prestasi yang diperkuat melalui literasi digital.
Dalam dunia kesehatan, transformasi digital juga banyak memberikan manfaat, mulai dari mengakses informasi, asuransi, hingga telemedisin.
Namun, kata dia, tidak dapat dipungkiri bahwa hoaks mengenai informasi kesehatan masih kerap ditemui di ruang digital. Oleh karena itu, menurutnya diperlukan kemampuan untuk dapat mengenali hoaks tersebut.
“Untuk dapat mengenali hoaks, kita bisa mengecek fakta, cari foto di Google, hati-hati judul provokatif, dan kenali siapa yang menyebar atau meneruskan pesan. Kita perlu cakap digital, paham budaya digital, memahami budaya orang lain, jangan hanya dari kacamata kita, “ kata Bevaola.
Sementara itu, Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, Fajar Eri Dianto, mengatakan hoaks di dunia kesehatan dapat dijaring dengan menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Fajar memberikan beberapa tips agar masyarakat dapat secara aman mengunggah, mengomentari, maupun menyebar informasi di ruang digital.
“Pertama, informasi harus benar. Disertai bukti. Pahami konsekuensinya. Pikirkan apakah informasi ini bermanfaat dan penting untuk disebar. Dan apakah harus sekarang disebarluaskan. Terakhir, kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita sampaikan,” ujar Fajar.
sumber: https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/5067737/waspadai-info-hoaks-kesehatan-melalui-literasi-digital